APLIKASI TEKNIK NUKLIR UNTUK PETERNAKAN : UREA MOLASSES MULTINUTRIENT BLOCK (UMMB) PAKAN TERNAK TAMBAHAN BERGIZI TINGGI

Salah satu masalah yang umum dihadapi oleh peternak tradisional adalah rendahnya mutu pakan dengan kandungan serat yang tinggi, berupa jerami, rumput lapangan dan berbagai jenis hijauan lainnya. Jenis pakan tersebut sulit dicerna dan tidak dapat memberikan zat-zat / nutrisi yang berimbang untuk mendukung produktifitas optimal.

Berdasarkan cara-cara dan masalah pemeliharaan yang dihadapi para peternak tersebut, Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR)-BATAN melakukan penelitian dengan memanfaatkan teknik perunut radioisotope yang berkaitan dengan proses fermentasi yang terjadi di dalam perut ternak ruminansia (kambing, sapi, kerbau). Teknik nuklir yang digunakan yaitu dengan perunut radioisotope. Radioisotop yang digunakan sebagai perunut adalah  32P, 35S dan 15N. Penelitian dengan teknik perunut dilakukan secara in vitro untuk mengetahui produktifitas biomassa mikroba di dalam rumen setelah diberikan pakan yang teruji dan mencegah kontaminasi radioisotope pada ternak atau hewan. Semakin tinggi produksi biomassa mikroba, maka kualitas pakan semakin baik.

 

Prinsip dan Konsep dasar Penelitian

Prinsip dan konsep yang mendasari penelitian adalah bahwa ada dua system yang harus diperhatikan dalam nutrisi ruminansia, yaitu :

  1. Mikroba yang hidup dan berkembang di dalam lambung (rumen). Mikroba ini berperan dalam proses fermentasi dalam mencerna bahan-bahan makanan basal (pencernaan fermentative).
  2. Hewannya sendiri yang memanfaatkan produk pencernaan fermentative dan zat-zat makanan yang dapat langsung diserap tanpa melalui fermentasi.

 

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah zat-zat makanan yang diperlukan ternak untuk memelihara kondisi tubuh, pertumbuhan dan reproduksi, digolongkan ke dalam dua kategori :

  1. Zat makanan yang berasal dari bahan sumber energy.
  2. Zat makanan yang berasal dari bahan sumber protein.

 

Suplementasi Pakan

Strategi untuk meningkatkan konsumsi pakan oleh ternak pada kondisi pemeliharaan tradisional adalah dengan memberikan suplemen yang tersusun dari kombinasi bahan limbah sumber protein dengan tingkatan jumlah tertentu yang secara efisien dapat mendukung pertumbuhan, perkembangan dan kegiatan mikroba secara efisien di dalam rumen.

Produktifitas hewan dapat ditingkatkan dengan memberikan sumber N protein atau non protein serta mineral tertentu. Suplementasi secara keseluruhan  diharapkan dapat memberikan pengaruh yang baik melalui peningkatan protein microbial, peningkatan daya cerna dan peningkatan konsumsi pakan hingga diperoleh keseimbangan yang baik antara asam amino dan energy di dalam zat-zat makanan yang diserap.

Manfaat Suplemen Pakan

  1. Mengurangi defisiensi unsure mikro baik mineral, vitamin, asam amino maupun protein by pass.
  2. Meningkatkan efisiensi pencernaan pakan dalam lambung ternak ruminansia.
  3. Meningkatkan produksi dan perbaikan kinerja produksi.
  4. Memperbaiki nilai gizi pakan.

 

Optimasi Komposisi Suplemen

Melalui pendekatan tersebut di atas, telah dilakukan percobaan-percobaan laboratorium untuk melaksanakan penilaian biologis berbagai suplemen dengan komposisi bahan tertentu. Baik secara in vitro maupun in viro, ditinjau dari pengaruhnya terhadap fungsi rumen. Dengan menggunakan P-32, S-35, C-14 sebagai perunut radioisotope teknik nuklir memberikan kontribusi yang penting. Untuk ini sejumlah parameter harus diukur. P-32 dan S-35 dapat digunakan untuk mengukur sintesa energy oleh mikroba rumen.

Dari pengukuran parameter-parameter tersebut baik secara konvensional maupun dengan teknik nuklir, dapat dirumuskan komposisi suplemen yang secara optimal dapat menjamin berlangsungnya fungsi rumen dengan baik. Selanjutnya hasil rumusan tersebut dilakukan uji lapangan dengan mempelajari pengaruh komposisi suplemen terhadap pertumbuhan dan produksi hewan.

Agar teknologi suplemen tersebut dapat diterapkan oleh peternak dan mudah dalam penyimpanan serta transportasinya, maka suplemen tersebut dibuat dalam bentuk padat dengan komposisi bahan tertentu (urea, molasem, onggok, dedak, tepung tulang, lakta mineral (kalsium,sulfur), garam dapur, tepung kedelai dan kapur).

Pada awalnya uji lapangan terhadap pakan suplemen di berbagai daerah secara terbatas, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur dan Lampung. Uji coba tersebut dilaksanakan bersama dengan Direktorat Bina Produksi Direktorat Jendral Peternakan dan Dinas Peternakan Daerah Tingkat Provinsi dan Kabupaten.

Dari pengembangan teknologi suplemen pakan ternak bergizi tinggi yang diberi nama Molase Blok atau Urea molasses Multinutrient Block (UMMB), sampai saat ini telah dihasilkan sebanyak 6 formula dengan berbagai komposisi yang bertujuan agar dapat diterapkan di daerah yang bahan bakunya dapat disesuaikan dengan formula yang ada.

 

FORMULA I

JENIS BAHAN

JUMLAH BAHAN(KG/10KG CAMPURAN)

MOLASE

3,300

ONGGOK

0,800

DEDAK

1,800

TEPUNG KEDELAI

1,300

TEPUNG TULANG

0,600

KAPUR

0,900

UREA

0,425

LAKTA MINERAL

0,125

GARAM DAPUR

0,750

FORMULA II

JENIS BAHAN

JUMLAH BAHAN

(KG/10KG CAMPURAN)

MOLASE

3,900

ONGGOK

0,500

DEDAK

1,350

TEPUNG DAUN

SINGKONG KERING

1,450

TEPUNG TULANG

0,600

KAPUR

0,900

UREA

0,430

LAKTA MINERAL

0,120

GARAM DAPUR

0,750

 

FORMULA III

JENIS BAHAN

JUMLAH BAHAN

(KG/10KG CAMPURAN)

MOLASE

2,925

POLLARD

2,925

BUNGKIL BIJI KAPUK

2,275

TEPUNG TULANG

0,490

KAPUR

0,650

UREA

0,260

LAKTA MINERAL

0,085

GARAM DAPUR

0,390

 

FORMULA IV

JENIS BAHAN

JUMLAH BAHAN

(KG/10KG CAMPURAN)

MOLASE

3,300

ONGGOK

0,800

BUNGKIL KEDELAI

1,100

POLLARD

2,000

TEPUNG TULANG

0,775

KAPUR

0,950

UREA

0,500

LAKTA MINERAL

0,125

GARAM DAPUR

0,775

 

FORMULA V

JENIS BAHAN

JUMLAH BAHAN

(KG/10KG CAMPURAN)

MOLASE

3,300

ONGGOK

0,600

BEKATUL

0,210

TEPUNG TULANG

0,600

AMPAS KECAP

0,150

KAPUR

0,900

UREA

0,500

MINERAL MIX

0,100

GARAM DAPUR

0,700

 

FORMULA VI

JENIS BAHAN

% (PERSEN)

JUMLAH BAHAN

(KG/10KG CAMPURAN)

MOLASE

33

3,3

DEDAK

24

2,4

BUNGKIL KEDELAI

15

1,5

TEPUNG TULANG

6

0,6

GARAM

7,5

0,75

KAPUR

9

0,9

UREA

4,25

0,425

MINERAL

1,25

0,125

JUMLAH

100

10 KG

Cara Pembuatan UMMB

Dalam pembuatan UMMB bahan-bahan yang digunakan adalah molase, onggok, dedak, tepung dan singkong kering, tepung tulang, kapur, urea, lakta mineral dan garam dapur (disesuaikan dengan formula yang diinginkan). Untuk pembuatan UMMB dapat dipilih salah satu formula tersebut di atas.

Proses pembuatannya adalah seluruh dicampurkan pada formula molase. Setelah bahan-bahan dicampur secara merata, kemudian molase ditambahkan ke dalam campuran dan diaduk-aduk hingga tidak ada gumpalan-gumpalan, kemudian adonan dipanaskan/digoreng dengan api kecil selama kurang lebih 3-4 menit. Selanjutnya adonan UMMB yang masih panas tersebut dipress dalam wadah-wadah atau cetakan. UMMB telah siap untuk diberikan kepada hewan atau disimpan di tempat yang tidak lembab. UMMB diberikan pada pagi hari sebelum diberi pakan pokok.

Jumlah Pemberian

TERNAK

JENIS

JUMLAH

RUMINANSIA BESAR

SAPI POTONG

SAPI DARA

SAPI PERAH

ANAK SAPI UMUR 6 BULAN-1 TAHUN

350-500G/EKOR/HARI

150-250G/EKOR/HARI

RUMINANSIA KECIL

KAMBING, DOMBA

75-150G

Pengenalan dan Pemanfaatan UMMB

UMMB adalah hasil penelitian yang dapat memberikan peluang kepada peternak untuk meningkatkan pendapatan melalui usaha peternakan. Dari hasil penerapan UMMB kepada berbagai jenis ternak ruminansia di berbagai daerah menunjukkan adanya peningkatan produktifitas ternak baik pada daging maupun susunya. Bila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan UMMB, maka peningkatan produktifitasnya masih lebih besar.

Penggunaan formula UMMB kepada masyarakat dimulai sejak akhir tahun 1987, tetapi masih terbatas pada daerah tertentu, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat. Dari ujicoba tersebut hasil peningkatan rata-rata dapat mencapai 3% dibandingkan dengan ternak yang tidak diberi tambahan UMMB.

Penyebarluasan penggunaan UMMB terus dikembangkan ke wilayah-wilayah lain yang mempunyai potensi peternakan. Melalui program pemanfaatan ipteknuklir di daerah (IPTEKDA), sampai saat ini telah ditetapkan UMMB di 23 propinsi yang meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Tujuan dari program Iptekda adalah pemberdayaan dan peningkatan kemampuan ekonomi serta kemandirian masyarakat di daerah dengan memanfaatkan teknologi.

Dampak social ekonomi dari pengamatan lapangan terhadap penerapan hasil litbang melalui Iptekda, menunjukkan :

  1. Perbaikan pendapatan peternak.
  2. Menumbuhkan swadaya masyarakat dalam usaha peternakan (pengadaan pakan pokok dan suplemen).
  3. Meningkatkan kemampuan inovasi peternak dalam mengembangkan peralatan pembuatan pakan suplemen.
  4. Mendorong berkembangnya kegiatan usaha baru dalam memproduksi UMMB.

Oleh : Endang Megawati S.Pd.M.Pd.I

Daftar Pustaka 

Atomos,  BATAN, Media Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir , Jakarta.

Pusat Diseminasi Iptek Nuklir,  BATAN, Panduan Petugas Layanan Informasi, Jakarta.

Pusat Diseminasi Iptek Nuklir,  BATAN, Buku Pintar Nuklir, Jakarta.

 

 

© sman6.sch.id | Share :
Kembali ke Halaman Utama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>